Mengenal Ayam Betutu, Makanan Khas Bali yang Kaya Rempah dan Sejarah.

Ayam betutu merupakan hidangan ayam tradisional yang dimasak khusus dengan bumbu genep khas Bali dan tidak boleh anda lewatkan jika mengunjungi Bali. Dilansir dari Urbanasia, istilah “Betutu” sendiri berasal dari dua kata, yaitu be yang berarti daging atau ikan, dan tunu yang berarti memanggang atau membakar. Sehingga betutu dapat dipahami sebagai daging yang dimasak dengan cara dibakar. 


Asal-usul ayam betutu sendiri konon sudah dikenal sejak abad ke-15 di masa kejayaan Majapahit. Pada awalnya, ayam betutu dibuat sebagai hidangan persembahan untuk Ida Hyang Widhi Wasa melalui upacara Dewa Yadnya, yang berwujudkan sebagai Tri Murti yaitu Dewa Brahma,  Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Setelah dipersembahkan makanan tersebut kemudian akan dinikmati bersama. Upacara Yadnya merupakan bagian dari Panca Yadnya, yaitu lima bentuk persembahan suci dalam ajaran Hindu Bali yang dilakukan sejak seorang lahir hingga meninggal. Seiring perkembangan waktu, Ayam Betutu tidak lagi hanya digunakan dalam ritual, tetapi juga menjadi hidangan khusus keluarga kerajaan serta disajikan dalam berbagai kegiatan sosial. 


Masyarakat Bali memiliki konsep keseimbangan dan pertentangan, yang dapat dilihat dari berbagai simbol di kehidupan sehari-hari, seperti kain kotak-kotak yang membungkus pepohonan besar di sepanjang jalan. Termasuk dalam kuliner, mereka juga membedakan antara makanan yang disajikan untuk keperluan jamuan dan hidangan yang dikonsumsi sehari-hari. Setelah sempat menghilang dan tidak lagi dikenal, Ayam Betutu ini akhirnya kembali lagi menjadi bagian kuliner masyarakat Bali. Dimulai pada tahun 1978 ketika Men Tempeh atau Men Jenek memperkenalkan kembali hidangan tersebut. Setelah lama merantau dan berusaha membangun kehidupan di Denpasar, Men Tempeh yang merupakan asal Abianbase, Gianyar, bersama pasangannya yang berasal dari Tanggaan, Bangli, membuka usaha Ayam Betutu. Ketika Men Tempeh meninggal pada 2004 bisnis tersebut diteruskan kepada suaminya yaitu Made Suratna atau Pan Tempeh. Dari kisah Men Tempeh tersebut menginspirasi banyak warga Bali untuk mengikuti jejaknya bahkan beberapa masih mempertahankan cara-cara tradisional, seperti I Ketut Rimpin. Kakaknya, I Made Darsa sendiri bahkan sudah membuka usaha rumahan sejak tahun 1980an yang kemudian berkembang menjadi produksi Ayam Betutu. Mereka tetap menggunakan metode tradisional, yaitu membakar atau mengungkep dengan bara sekam. Meskipun racikannya memang tidak sepopuler racikan Betutu Men Tempeh, cita rasa tradisionalnya tetap dianggap autentik. 


Ayam Betutu juga sangat erat dengan budaya dan adat Bali. Hidangan ini kerap digunakan dalam upacara keagamaan Hindu Bali, diantaranya ngaben dan tumpek. Para pemuka agama seperti Pendada dan Sulinggih biasanya menerima Ayam Betutu sebagai lauk untuk ajengan mereka. Betutu ala Pan Rimpin dibuat secara tradisional dan menjadi pilihan dalam ritual-ritual adat yang menggunakan bebek atau ayam. Dalam tradisi megibung terutama di Karangasem, Ayam Betutu juga menjadi sajian penting dan biasanya muncul di acara pernikahan maupun upacara besar lainnya. Hidangan Ayam Betutu umumnya dibuat dari ayam kampung muda atau bebek, dua jenis hewan yang memiliki makna penting bagi masyarakat Bali sendiri karena kedua hewan tersebut sering digunakan untuk upacara Caru atau Tawur, yaitu ritual yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan dan kelestarian alam semesta. 


Proses memasak Ayam Betutu sendiri memakan waktu cukup lama serta memiliki makna filosofis. Setiap langkah dalam prosesnya, mulai dari persiapan hingga penyajian, melambangkan ketenangan dan ketelatenan dalam mencapai hasil yang sempurna. Sesuai namanya, ayam betutu dimasak utuh dan dipanggang. Sebelum proses memasak, bumbu base genep yang telah dihaluskan dioleskan merata ke seluruh permukaan ayam hingga ke bagian dalam rongganya. Biasanya ayam dimasak di atas api atau dalam sekam, namun di beberapa daerah di Bali ada juga yang merebusnya terlebih dahulu menggunakan air berbumbu jangkep sebelum dipanggang.


Dalam metode tradisional, ayam dimasukkan ke dalam tumpukan sekam, ditutup rapat, lalu dibakar di atas bara. Perut ayam diisi penuh dengan bumbu, kemudian dibungkus daun pisang beserta pelepahnya agar dapat menghasilkan aroma khas yang menjadi ciri Ayam Betutu. Setelah itu, ayam yang sudah dibungkus ditanam dalam tanah bersama bara dan sekam. Teknik memasak ini menciptakan panas yang stabil, mirip dengan oven alami. Ayam “dikubur” selama 8 sampai 10 jam sehingga dapat menghasilkan tekstur yang empuk, rasa gurih, bumbu yang meresap, serta aroma panggangan yang khas. Cara memasak seperti ini dipercaya berasal dari masa Majapahit pada abad ke-16. Secara tradisional, betutu dibuat dengan membakar ayam berbumbu khas Bali di atas api sekam. Namun kini, prosesnya dapat diganti dengan oven atau alat pemanggang modern untuk mempermudah pengerjaan. Ayam Betutu adalah salah satu hidangan khas Bali yang tidak hanya menggambarkan kekayaan kuliner, tetapi juga nilai-nilai budaya yang dalam.


https://travel.kompas.com/read/2020/05/05/113500227/resep-ayam-betutu-bali-ala-chef-vindex-tengker-mudah-dibuat-untuk-buka-puasa

You Might Also Like

0 $type={blogger}

Top Categories